Minggu, 07 Mei 2017

Pengertian Syafaat Nabi Muhammad SAW

Pengertian Syafaat Nabi Muhammad SAW

Ayo Bertasbih Blog's - Pengertian Syafaat Nabi Muhammad SAW. Syafaat berasal dari kata asy-syafa’ (ganda) yang merupakan lawan kata dari Al-witru (tunggal), yaitu menjadikan sesuatu yang tunggal menjadi ganda, seperti membagi satu menjadi dua, tiga menjadi empat, dan sebagainya. Ini pengertian secara bahasa. Sedangkan secara istilah, syafaat berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan manfaat kepadanya atau menolak mudharat, yakni pemberi syafaat itu memberikan manfaat kepada orang itu atau menolak mudharatnya.

Pengertian Syafaat Nabi Muhammad SAW

Ayo Bertasbih Blog's - Pengertian Syafaat Nabi Muhammad SAW. Syafaat terdiri dari dua macam :

Pertama. Syafaat yang didasarkan pada dalil yang kuat dan shahih, yaitu yang ditegaskan Allah Swt dalam Kitab-Nya , atau dijelaskan Rasulullah. Syafaat tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang bertauhid dan ikhlas; karena Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata, “Wahai Rasulullah, siapa yang paling bahagia mendapatkan syafaatmu?” Beliau menjawab, “Orang yang mengatakan,’Laa ilaaha illallah’ dengan ikhlas dalam hatinya.” Diriwayatkan oleh Al-Bukhori, kitab Al-Ilm, bab “Al-Hirsh ‘ala Al-Hadits.”

Syafaat mempunyai tiga syarat:

1. Allah meridhai orang yang memberi syafaat.
2. Allah meridhai orang yang diberi syafaat.
3. Allah mengizinkan pemberi syafaat untuk memberi syafaat.

Syarat-syarat di atas secara global dijelaskan Allah dalam firman-Nya, “Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).” (An- Najm:26)

Kemudian firman Allah Ta’ala , : “Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya.” (Al- Baqarah:255)

Lalu firman Allah Ta’ala , : “Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai perkataannya.” (Thahaa: 109)

Kemudian firman Allah Ta’ala , : “Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada- Nya.” (Al-Anbiya: 28)

Agar syafaat seseorang diterima, maka harus memenuhi ketiga syarat di atas. Menurut penjelasan para ulama, syafaat yang diterima, dibagi menjadi dua macam:

1. Syafaat umum. Makna umum, Allah mengizinkan kepada salah seorang dari hamba-hamba-Nya yang shalih untuk memberikan syafaat kepada orang-orang yang diperkenankan untuk diberi syafaat. Syaaat ini diberikan kepada Nabi Muhammad saw, nabi-nabi lainnya, orang-orang jujur, para syuhada, dan orangorang shalih. Mereka memberikan syafaat kepada penghuni neraka dari kalangan orang-orang beriman yang berbuat maksiat agar mereka keluar dari neraka.

2. Syafaat khusus. yaitu syafaat yang khusus diberikan kepada Nabi Muhammad saw dan merupakan syafaat terbesar yang terjadi pada hari Kiamat. Tatkala manusia dirundung kesedihan dan bencana yang tidak kuat mereka tahan, mereka meminta kepada orangorang tertentu yang diberi wewenang oleh Allah untuk memberi syafaat. Mereka pergi kepada Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Tetapi mereka semua tidak bisa memberikan syafaat hingga mereka datang kepada Nabi saw, lalu beliau berdiri dan memintakan syafaat kepada Allah, agar menyelamatkan hamba-hamba-Nya dari adzab yang besar ini. Allah pun memenuhi permohonan itu dan menerima syafaatnya. Ini termasuk kedudukan terpuji yang dijanjikan Allah di dalam firman-Nya : “Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Al-Israa’:79)

Di antara syafaat khusus yang diberikan kepada Rasulullah Saw adalah syafaatnya kepada penghuni syurga agar mereka segera masuk surga, karena penghuni surga ketika melewati jembatan, mereka diberhentikan di tengah jembatan yang ada di antara surga dan neraka. Hati sebagian mereka bertanya-tanya kepada sebagian lain, hingga akhirnya mereka bersih dari dosa. Kemudian mereka baru diizinkan masuk surga. Pintu surga itu bisa terbuka karena syafaat Nabi SAW.

Kedua, Syafaat batil yang tidak berguna bagi pemiliknya. yaitu anggapan orang-orang musyrik bahwa tuhan-tuhan mereka dapat memintakan syafaat kepada Allah.

Syafaat semacam ini tidak bermanfaat bagi mereka seperti yang difirmankan-Nya, “Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat.” (Al-Mudatstsir : 48)

Demikian itu karena Allah tidak rela kepada kesyirikan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik itu dan tidak mungkin Allah memberi izin kepada para pemberi syafaat itu, untuk memberikan syafaat kepada mereka; karena tidak ada syafaat kecuali bagi orang yang diridhai Allah. Allah tidak meridhai hamba-hamba-Nya yang kafir dan Allah tidak senang kepada kerusakan.

Ketergantungan orang-orang musyrik kepada tuhan-tuhan mereka dengan menyembahnya dan mengatakan, “Mereka adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah”, (Yunus: 18), adalah ketergantungan batil yang tidak bermanfaat. Bahkan demikian itu tidak menambah mereka kecuali semakin jauh, karena orang-orang musyrik itu meminta syafaat kepada berhala-berhala itu dengan cara yang batil, yaitu menyembahnya. Itulah kebodohan mereka yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah, tetapi sebenarnya tidak lain hanya menjadikan mereka semakin jauh.

Baca juga:
Ayo Bertasbih Blog's

Demikianlah ulasan mengenai Pengertian Syafaat Nabi Muhammad SAW. Moga bermanfaat.

Selasa, 25 April 2017

Siapakah Wali Songo itu ...???

Siapakah Wali Songo itu ...???

Ayo Bertasbih Blog's - Siapakah Wali songo itu ...??? Wali songo atau Wali sanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan-Tuban di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon di Jawa Barat.

Era Wali songo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang lain.

 wali songo atau wali sanga

Pengertian atau Arti Wali Songo

Ayo Bertasbih - Ada beberapa pendapat mengenai pengertian atau arti Wali songo. Pertama arti Wali songo adalah Wali yang sembilan, yang menandakan jumlah Wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain, arti Wali songo bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat.

Pendapat lain yang mengatakan bahwa pengertian Wali songo adalah sebuah majelis dakwah yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi (808 Hijriah).[1] Para Walisongo adalah pembaharu masyarakat pada masanya. Pengaruh mereka terasakan dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari kesehatan, bercocok tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga ke pemerintahan.

Nama Para Wali Songo

Dari nama para Wali songo tersebut, pada umumnya terdapat 9 nama yang dikenal sebagai anggota Wali songo yang paling terkenal. Berikut adalah nama Para Wali songo, yaitu:

1. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim
2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat
3. Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim
4. Sunan Drajat atau Raden Qasim
5. Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq
6. Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin
7. Sunan Kalijaga atau Raden Sahid
8. Sunan Muria atau Raden Umar Said
9. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah

Itulah penjelasan mengenai Siapakah Wali songo itu ...???. Dan dari coretan diatas, meski sedikit kita sudah mengenal Wali Songo.

Minggu, 23 April 2017

Pengertian Tentang Amal Jariah Yang Pahalanya Terus mengalir

Pengertian Tentang Amal Jariah Yang Pahalanya Terus mengalir

Pengertian Tentang Amal Jariah Yang Pahalanya Terus mengalir

Ayo Bertasbih Blog's - Pengertian Tentang Amal Jariah Yang Pahalanya Terus mengalir. Amal jariah sendiri dalam bahasa arab berarti amal yang mengalir. Maksudnya, perbuatan baik yang akan terus mendatangkan pahala bagi pelakunya walaupun si pelaku sudah meninggal (berada di akhirat).

Ayo Bertasbih - Hal itu juga sudah dijelaskan dalam hadist dari Abu Hurairah, yang berbunyi :

Rasulullah SAW bersabda,"apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatanya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang mendo'akanya" (HR. Muslim).

Untuk lebih jelasnya mengenai ke tiga perbuatan (amal) yang di jelaskan dalam hadist tersebut, berikut penjelasannya, silahkan simak di bawah ini.

1. Sedekah jariah

Sedekah jariah adalah sedekah yang juga dapat di katakan dengan sedekah yang di wakafkan. Sedekah jariah sebenarnya berbeda dengan sedekah pada umumnya, sedekah ini adalah sebuah sedekah yang di berikan dengan ikhlas untuk kepentingan orang banyak dan biasanya bermanfaat dalam jangka panjang. Contohnya, sobat mempunyai sebidang tanah, dan tanah tersebut sobat wakafkan untuk tempat didirikan sebuah masjid, maka sobat juga akan mendapatkan pahala dari orang yang beribadah di masjid tersebut dan pahala itu juga akan menglir terus tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang melakukan ibadah, bahkan walaupun sobat sudah wafat.

2. Ilmu yang bermanfaat

Ilmu yang bermanfaat yang di maksud di sini adalah ilmu yang di ajarkan atau di sebarkan ke pada orang lain, dan ilmu tersebut dapat bermanfaat untuk orang tersebut. Contoh mudahnya adalah, seorang guru mengajarkan cara sholat kepada murid-muridnya, apabila si murid terus mengamalkan ajaran dari gurunya itu (sholat), maka pahala akan terus mengalir kepada orang yang si guru selama murid yang di ajari tersebut terus melakukan (mengamalkan) ilmu yang gurunya ajarkan.

Admin bukanlah seorang guru apa lagi seorang yang sholeh, admin hanyalah seorang pendosa yang mencoba membagikan apa yang pantas dibagikan dan inshaa Allah bermanfaat. Dan moga jadi amal jariah untuk admin. Amiiiiiin Ya Allah ...

3. Anak sholeh yang mendo'akan orangtuanya

Anak sholeh sebenarnya adalah bukan hanya dalam artian anak baik, tapi juga selalu taat dalam beribadah ke pada Allah SWT (rajin beribadah, khususnya ibadah wajib). Tapi saya kurang tahu apakah yang di maksud di sini memang hanya do'a dari anak sholeh saja, alias do'a anak yang tidak sholeh (tidak rajin beribadah khususnya ibadah wajib atau malah sangat jarang melakukan ibadah wajib) tidak termasuk, saya tidak tahu, jadi silahkan tanya pada ahlinya.

Demikianlah sekilas ulasan mengenai Pengertian Tentang Amal Jariah Yang Pahalanya Terus mengalir. Moga bermanfaat untuk pembaca semua, khususnya untuk admin sendiri.